Jumat, 20 September 2019 00:04

Hallo Dokter bersama dr HM Nur Aziz dari PDPI Jateng bahas gangguan paru akibat bencana

Kesehatan

Karhutla tentu merugikan banyak pihak, khususnya masyarakat sekitar yang lingkungannya tercemar polusi udara dari kabut asap pembakaran. Siapa pun setuju, peristiwa kabut asap ini tidak baik untuk kesehatan. Saat terpapar kabut asap setidaknya orang akan mengalami batuk-batuk, sesak napas, dan iritasi mata.

Namun, efek dari partikel berbahaya tidak hanya berdampak pada iritasi eksternal saja namun juga internal, yakni gangguan pernapasan. Setidaknya ada tiga masalah pernapasan yang akan dialami seseorang ketika terpapar polusi udara dalam rentang waktu tertentu.

Pertama adalah batuk dan iritasi tenggorokan. Hal ini bisa terjadi karena kadar ozon yang tinggi dapat menyebabkan iritasi dalam sistem pernapasan. Gejala batuk-batuk dan perih di tenggorokan akan dirasakan beberapa jam setelah seseorang terpapar kabut asap. Ozon dapat terus membahayakan paru-paru, bahkan setelah gejala mengilang.

Masalah kesehatan kedua yakni memburuknya gejala asma. Kabut asap buruk bagi kesehatan setiap orang apalagi bagi para penderita asma. Paparan polusi udara dan kabut asap dapat memperburuk gejala asma. Dari studi yang dipublikasikan oleh Asthma and Allergy Foundation of America (AAFA), sekitar 40 persen penderita asma akan mengalami serangan asma akut lebih banyak pada lingkungan berpolusi tinggi daripada lingkungan dengan polusi rata-rata.

Ketiga, kabut asap dapat menyebabkan kerusakan paru-paru. Gejala kerusakan paru-paru dapat berupa kesulitan bernapas dan nyeri pada dada. Kerusakan paru-paru dalam jangka panjang dapat menimbulkan beberapa penyakit kronis seperti TBC, pneumonia, bahkan kanker paru-paru.

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi dampak negatif dari kabut asap, seperti menghindari aktivitas di luar rumah terlalu lama, pastikan menetap di tempat yang sejuk dengan ventilasi yang baik, menggunakan masker khusus polusi udara saat keluar rumah, konsumsi banyak air putih, dan temui dokter apabila mulai mengalami gejala gangguan pernapasan.

favorite 0 likes

question_answer 0 Updates

visibility 198 Views

Update
No Update Available
Related News
Selain artemisinin, masih banyak hadiah Tiongkok untuk dunia
Peng Liyuan berpidato di depan konferensi virtual Hari Tuberkulosis Sedunia 2022
Sambangi warganya, Polres Kepulauan Seribu bagikan masker gratis
×