Kamis, 09 Mei 2019 21:20

Balas membalas, lalu bernegosiasi menjadi rutinitas konflik perdagangan Tiongkok-AS

Luar Negeri

Kantor Perwakilan Dagang Amerika Serikat (USTR) hari Rabu (8/5) mengumumkan akan mengenakan bea masuk tambahan terhadap produk senilai 200 miliar dolar AS yang diekspor Tiongkok ke AS, yakni dari 10 persen menjadi 25 persen. Atas tindakan AS tersebut, Tiongkok segera memberikan reaksinya dengan menyatakan bahwa peningkatan konflik perdagangan AS tersebut tidak sesuai dengan kepentingan rakyat kedua negara dan rakyat dunia. Jika kebijakan tersebut benar-benar diberlakukan, maka Tiongkok akan terpaksa mengambil tindakan balasan setimpal.
Dari pernyataan yang masing-masing disampaikan AS dan Tiongkok ternyata ada dua poin yang patut diperhatikan.
Pertama, AS dalam pernyataannya menyatakan berencana menaikkan tarif bagi produk ekspor Tiongkok ke AS, yang berarti kebijakan AS tersebut masih termasuk rencana, yang berpotensi diubah dari waktu ke waktu.
Kedua, Tiongkok memberikan reaksi serta merta tanpa ragu, yakni kira-kira dua jam setelah AS mengeluarkan pernyataan. Pernyataan Tiongkok menyampaikan pesan sebagai berikut: pertama, tindakan negatif AS tersebut tidak sesuai dengan kepentingan rakyat kedua negara dan rakyat dunia; kedua, Tiongkok menyatakan penyesalan mendalam, dan ketiga, Tiongkok akan terpaksa mengambil tindakan balasan apabila AS benar-benar menaikkan tarif bea masuk atas komoditas Tiongkok.
Dirilisnya kedua pernyataan tersebut masing-masing oleh AS dan Tiongkok memandang mengundang banyak spekulasi karena perundingan ekonomi dan perdagangan senior Tiongkok-AS putaran ke-11 segera akan diadakan. AS berbuat demikian untuk tawar menawar, sedangkan Tiongkok yang bereaksi cepat sudah menyatakan sikapnya yang tenang, yang berarti Tiongkok jauh sebelumnya sudah siap, dan berpendirian konsisten dan tegas, yakni pintu selalu terbuka untuk negosiasi. Tapi kalau AS mau bertindak nekat, maka Tiongkok mutlak tidak akan mundur.
Dari analisa tersebut tersimpul bahwa tawar menawar yang bercampur pertarungan antara kedua negara Tiongkok dan AS sudah berkembang menjadi semacam fenomena atau rutinitas dalam proses penyelesaian masalah perdagangan antara kedua pihak.
Menyelesaikan masalah dan perselisihan melalui perundingan adalah pendirian konsisten dan tegas Tiongkok. Tiongkok dan AS hingga saat ini sudah melakukan belasan putaran negosiasi perdagangan dan ekonomi. Kedua pihak telah mencapai banyak kemajuan hakiki mengenai perdagangan, masalah struktural dan mekanisme eksekutif. Hasil-hasil itu dicapai dengan tidak mudah, dan seharusnya disayangi oleh kedua belah pihak. Akan tetapi masih terdapat sejumlah masalah yang perlu dibahas antara kedua pihak. Oleh karena itu, seusai perundingan putaran ke-10, kedua pihak sepakat untuk melanjutkan negosiasi putaran ke-11 di Washington, AS pada pekan ini. Walaupun AS bertindak di luar dugaan sehingga telah sangat menyulitkan perundingan putaran ke-11, namun Tiongkok tidak terdampak dan akan berpartisipasi dalam negosiasi menurut rencana untuk menyatakan penghormatannya atas peraturan perundingan, sekaligus penghormatan kepada hasil-hasil yang tercapai dalam 16 bulan yang lalu.
Negosiasi ekonomi dan perdagangan tingkat tinggi Tiongkok-AS putaran ke-11 akan diadakan di Washington. Tiongkok akan seperti di waktu yang sudah-sudah mencurahkan sekuat tenaganya agar negosiasi dapat kembali ke rel yang tepat. Akan tetapi, perundingan adalah perihal yang melibatkan upaya dari kedua belah pihak. Dalam hal mengontrol perselisihan dan memperluas kerja sama, AS diharapkan dapat berupaya searah dengan Tiongkok. AS jauh sebelumnya sudah memahami bottom line Tiongkok, yakni Tiongkok tidak ingin terlibat dalam perang dagang, namun jika tidak bisa dihindari, maka Tiongkok juga tidak akan takut dan mundur di hadapannya. Tiongkok bersedia mengambil tindakan kerja sama untuk mengatasi perselisihan kedua pihak, namun kerja sama itu sama sekali tidak boleh merugikan kepentingan inti sari Tiongkok atau kepentingan fundamental rakyat Tiongkok.

favorite 2 likes

question_answer 0 Updates

visibility 408 Views

Update
No Update Available
Related News
Tiongkok percepat pembentukan Jaringan Transportasi Komprehensif Tiga Dimensi
Meningkatkan pelestarian bersama ekologi di Delta Sungai Yangtze
Anggota RCEP aktif berpartisipasi dalam CICPE
×