Selepas salat Isya, ribuan jemaah berkumpul di halaman Pondok Pesantren Nahrus Salamah, Desa Arumanis, Kecamatan Jaken, dalam rangka Haflah Dzikir Maulidurrosul dan Haul Akbar Ponpes Nahrus Salamah tahun 2019, Sabtu malam (13/4/19).
Acara yang digelar tersebut merupakan agenda tahunan dari Pondok Pesantren Nahrus Salamah yang diasuh KH. Muhyidin Alawy dalam rangka menyambut Maulid Nabi Muhammad SAW. Kegiatan ini bukan hanya diisi dengan acara keagamaan, namun juga disisipkan pesan-pesan moral yang bernuansa nasionalisme, cinta Tanah Air serta cinta kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Hal ini terlihat pada salah satu acara yang digelar sebelum dibukanya acara dzikir serta pengajian, yakni Kirab Bendera Merah Putih yang mengambil start dari kediaman KH. Muhyidin Alawy menuju lokasi pengajian di Ponpes Nahrus Salamah dengan menempuh jarak lebih kurang 300 meter.
Berbagai elemen masyarakat mengikuti kegiatan Kirab Merah Putih tersebut, di antaranya satu peleton pasukan TNI dari Kodim 0718/Pati, satu peleton pasukan dari Polres Pati, kelompok ulama, Banser NU, Santri, Tomas dan Toga Kecamatan Jaken. Iring-iringan terlihat kompak membawa Bendera Merah Putih dan diikuti rombongan pengusung tumpeng serta hasil bumi yang disusun menyerupai gunung atau lebih dikenal dengan nama gunungan.
Menurut agenda, dalam acara ini panitia menghadirkan satu Ulama besar dari kota Pekalongan, yakni Maulana Habib Muhammad Luthfi Bin Yahya. Namun karena satu dan lain hal, Beliau batal hadir mengisi ceramah dalam acara pengajian tersebut.
Sebagai penggantinya acara diisi dengan dzikir serta doa bersama yang dipimpin langsung oleh pengasuh Ponpes Nahrus salamah KH. Muhyidin Alawy.
Usai pelaksanaan kegiatan pengajian, Sunarto, S.Pd. selaku ketua panitia menjelaskan, “Acara ini merupakan agenda tahunan yang diadakan oleh Pondok Pesantren Nahrus Salamah yakni dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW serta Haul Akbar Ponpes yang ke-21".
Kami segenap panitia mohon maaf kepada seluruh jemaah lantaran Habib Luthfi yang ditunggu-tunggu batal hadir. Selain itu, dalam pelaksanaan kirap tidak sesuai dengan rencana sehingga kurang meriah dikarenakan kendala hujan yang cukup deras.
"Acara ini kami gelar murni kegiatan keagamaan. Tidak ada hubungannya dengan politik Pileg maupun Pilpres. Hal ini perlu kami jelaskan agar tidak terjadi salah penafsiran adanya kegiatan ini," tegasnya.
