Belum sampai akhir Januari 2019 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Semarang sudah ditemukan 33 kasus, dengan jumlah tertinggi di Gajahmungkur sebanyak 6 warga, selanjutnya Candisari sebanyak 5 warga positif DBD.
Hal tersebut diungkapkan Widoyono Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang kepada Fit Radio, Senin (21/1).
Dirinya mengatakan, setiap minggunya jumlah warga positif DBD terus bertambah.
" Minggu pertama 4 kasus, minggu kedua 14 kasus, dan minggu ketiga ini total sudah 33 kasus. Walaupun begitu, jumlah tersebut memang berbeda dengan di RS sebab perlu pendataan warga Kota Semarang atau bukan, dan selanjutnya diagnosis sama apa belum atau klarifikasi," jelas Widoyono.
Upaya pemberantasan DBD terus dilakukan, melalui kegiatan PSN secara kontinyu di setiap kelurahan di Kota Semarang.
" Memang ada kelurahan yang melakukan fogging, namun sebisa mungkin untuk menghindari sebab dampaknya kurang baik," ungkapnya.
dr Tatik Muharyati Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Jawa tengah pada Rabu (16/1) mengatakan, perlunya adanya minimal satu di dalam keluarga sebagai juru emantau jentik nyamuk (Jumantik), dengan menerapkan 3M plus yaitu menguras, mengubur , menutup dengan plusnya adalah memakai obat nyamuk, memakai kelambu dan sebagainya.
" Kasus DBD di Jawa Tengah terus mengalami penurunan, tahun 2018 tertinggi di Wonogiri dengan angka kejadiannya 17,39% per 100.000 penduduk. Dan untuk kota Semarang menempati urutan ke 9," tutupnya.