Minggu, 09 Desember 2018 18:37
Editted Mon, December 10 2018 03:27 WIB

Kanada jadi `pembela HAM` siapa?

Luar Negeri

Chief financial officer (CFO) Huawei, Meng Wanzhou, ditangkap oleh pihak kepolisian Kanada pada 1 Desember lalu saat transit di bandara Vancouver. Rapat dengar pendapat mengenai penahanan Meng Wanzhou digelar di Pengadilan Vancouver pada Jumat minggu lalu (7/12), tapi gagal mencapai putusan. Rapat akan diteruskan pada Senin (10/12).
Ditangkap dan ditahannya Madam Meng seperti angin kencang yang mengguncang masyarakat internasional, mengungkapkan kenyataan di hadapan dunia.
Pertama, AS dan Kanada selalu menyebut dirinya adalah adil dan negara hukum sempurna, akibat angin kencang kali ini, inti dan hakikat hegemoni dan bajingan mereka diungkapkan kepada publik.

Jauh pada 6 tahun yang lalu, Kongres AS melaporkan perlengkapan Huawei akan menjadi ancaman keamanan negara bagi Amerika, dan melarang Huawei untuk menjual perlengkapan telekom di Amerika. Setelah itu, Huawei pernah berencana kembali ke pasar AS, tapi akhirnya gagal karena halangan pemerintah AS. Huawei tidak pernah melanggar undang-undang AS, pemeriksaan dan tuduhan terhadap petinggi Huawei tak beralasan apapun.

Menurut laporan media, penyebab penahanan Madam Meng oleh Kanada untuk memenuhi permintaan Amerika ialah dia disangka melanggar larangan sanksi terhadap Iran. Huawei dalam pernyataannya mengatakan, Huawei menaati semua undang-undang dan peraturan di negara yang menjalankan bisnis, termasuk undang-undang dan peraturan pengontrolan ekspor dan sanksi yang sesuai dengan PBB, Amerika dan Uni Eropa (UE). Sedangkan pengenaan sanksi AS terhadap Iran telah melanggar hukum internasional. Amerika dengan alasan “yang belum pernah ada” memperlakukan sebuah perusahaan yang tak bersangkutan, telah menandakan bahwa "yuridiksi lengan panjang" yang dijalankan demi politik hegemoni tidak dapat dipertahankan.

Sebagai negara yang berdaulat, Kanada tak mungkin tidak menerima informasi ketika melaksanakan permintaan pengadilan AS, tapi negara itu malah menyatakan “keputusan ini tidak ada keikutsertaan unsur politik, karena pihak kami menghormati independen kehakiman”. Ternyata “independen kehakiman” Kanada hanya sebuah lelucon dan kebohongan.
Kedua, tindakan Kanada yang menginjak-injak HAM telah mengungkapkan standar ganda yang dipegangnya di bidang HAM. Kanada adalah perusak perlindungan HAM, merugikan perdamaian dan kestabilan dunia.

Netizen bercuriga, “Bagaimana AS bias tahu kapan seorang wanita Tiongkok mentransit di Kanada?" Sebagaimana diketahui, Kanada adalah anggota Aliansi Intelijen Five Eyes antara lain Amerika, Inggris, Australia, Kanada dan Selandia Baru, para anggota dapat menikmati bersama informasi dan data. Hal ini dapat menjawab pertanyaan netizen, namun menambah rasa ketidakamanan masyarakat.

Ketiga, inilah pukulan yang khusus terhadap usaha iptek Tiongkok, peran Kanada sebagai“perusak”semakin menonjol.

Menurut laporan Wall Street, penanggung jawab jasa intelijen keamanan Kanada menyatakan, kegiatan intervensi dan mata-mata dari negara asing merupakan “ancaman paling besar” yang dihadapi Kanada. Kanada mungkin akan melarang segala “kegiatan ancaman internet” termasuk Huawei.

Keempat, aksi penangkapan Kanada tersebut menimbulkan keprihatinan serius masyarakat Tiongkok, mendatangkan dampak negatif mendalam kepada hubungan Tiongkok-Kanada maupun kestabilan dunia.

Huawei dan pemerintah Tiongkok bersikap menahan diri tapi tegas. Huawei menyatakan yakin bahwa sistem hukum Kanada dan Amerika akan mengambil putusan yang adil. Pemerintah Tiongkok menyatakan protes keras dan menentang tindakan Kanada yang dengan serius melanggar HAM itu. Tiongkok mengingatkan bahwa Kanada akan memikul segala resiko akibat hal ini.

favorite 2 likes

question_answer 0 Updates

visibility 522 Views

Update
No Update Available
Related News
Xi Jinping memimpin simposium mengenai pendorongan pembangunan Tiongkok barat di era baru
Tuntutlah ilmu walau sampai ke negeri Tiongkok
Xi Jinping inspeksi Taman Pusat Logistik Internasional Chongqing
×